Pagi ini saya berbagi pendapat saya mengapa seorang pemimpin harus amanah. Apa jadinya suatu kaum bila pemimpinnya tidak amanah? Banyak orang sudah membahas tentang Amanah, atau lebih khusus lagi tentang kepemipinan yang amanah.
Amanah adalah segala sesuatu yang mewajibkan kita untuk menunaikannya. Amanah dapat berupa kepercayaan orang, berupa barang-barang titipan, juga perintah Allah SWT yang berkaitan dengan perintah serta larangan-Nya. Hadirnya kita di dunia pun merupakan bagian dari amanah, agar kita dapat menjadi khalifah yang mampu memakmurkan bumi ini.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al Ahzab 72).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kalian akan berambisi merebut jabatan, dan nanti pada hari kiamat jabatan-jabatan itu akan menjadi penyesalan.” (HR. Bukhari)
Sebagaimana nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pernah memberi nasehat kepada Abdurrahman bin Samurah :
“Hai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta jabatan karena apabila kamu diberi jabatan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong dalam melaksanakannya dan apabila kamu diberi karena meminta maka pelaksanaan jabatan itu sepenuhnya diberikan kepadamu.” (HR. Muslim)
Teringat kisah hikmah tentang Nasehat Imam Al Ghazali kepada murid-muridnya. “Apakah hal yang paling BERAT di dunia ini?” Lalu Imam al-Ghazali lalu menjelaskan bahwa yang paling BERAT di dunia ini ternyata adalah “MEMEGANG AMANAH”.
Rekan sejawat maswaris.com, Sekitar tahun 1997an saya tertarik membeli kaos di suatu gerai di Malioboro Mall Jogja. Mereknya Jaman Edan. Dikaos oblong hitam itu bertuliskan bahasa jawa : JAMAN EDAN - SAK BEJA BEJANE WONG WARAS ISIH BEJA WONG EDAN SING KUASA. (artinya; Jaman Gila - Seuntung-untungnya orang sehat/normal masih untung orang gila yang berkuasa).
Barangkali si pembuat / penjual kaos ini (dalam perkenalan mengaku bernama M. Thoriq) sedang mencibir seorang pemimpin disekiranya pada zaman itu dengan memplesetkan kalimat dari Pujangga Ronggowarsito.
Istilah Zaman Edan konon pertama kali diperkenalkan oleh Ranggawarsita dalam Serat Kalatida, yang terdiri atas 12 bait tembang Sinom. Salah satu bait yang paling terkenal adalah:
- amenangi zaman édan,
- éwuhaya ing pambudi,
- mélu ngédan nora tahan,
- yén tan mélu anglakoni,
- boya keduman mélik,
- kaliren wekasanipun,
- ndilalah kersa Allah,
- begja-begjaning kang lali,
- luwih begja kang éling klawan waspada.
yang terjemahannya sebagai berikut:
- menyaksikan zaman gila,
- serba susah dalam bertindak,
- ikut gila tidak akan tahan,
- tapi kalau tidak mengikuti (gila),
- tidak akan mendapat bagian,
- kelaparan pada akhirnya,
- namun telah menjadi kehendak Allah,
- sebahagia-bahagianya orang yang lalai,
- akan lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada.
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Rangga_Warsita )
Rekan sejawat maswaris.com, Syair di atas menurut analisis seorang penulis bernama Ki Sumidi Adisasmito adalah ungkapan kekesalan hati pada masa pemerintahan Pakubuwono IX yang dikelilingi para penjilat yang gemar mencari keuntungan pribadi. Syair tersebut masih relevan hingga zaman modern ini di mana banyak dijumpai para pejabat yang suka mencari keutungan pribadi tanpa memedulikan kerugian pihak lain.
Dalam rangka hingar bingarnya pemilu capres dan cawapres tahun 2014 yang dilaksanakan tanggal 9 Juli 2014, banyak orang bertanya pada saya. "Mas, sebaiknya pilih siapa ya? Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK ?" Busyet dah, saya ini bukan timses yang harus menjagokan salah satunya. Meskipun saya punya hak pilih, tapi saya punya hak merahasiakan pilihan saya. Maka saya jawab saja "Pilih siapa saja boleh. Semua baik. Siapapun Pemimpinnya, yang penting Amanah." Terima kasih bro, sudah mampir.
Baca juga artikel terkait.
Salam Sukses Luar Biasa.
Baca juga artikel terkait.