Semangat pagi rekan sejawat maswaris.com. Sukses bro ? Luar biasa !
Pagi ini saya mohon maaf bila tulisan saya terdahulu; (1) HIDUP TANPA EMPEDU dan (2) BEKERJA TANPA EMPEDU telah membuat "air mata" pembaca tak terasa mengalir, entah karena haru atau karena tersinggung atau karena benci.
Tapi begitulah hidup. Tak selamanya hidup itu manis bagai madu. Terkadang bahkan sering, hidup itu terasa pahit bagai empedu. Maksud hati berbagi rasa kepada pembaca, atau setidak-tidaknya berbagi semangat, sering diartikan buruk. Entahlah, saya tak mau berpolemik soal hati.
Bagaimana mungkin, saya mau mengkalim bahwa hati saya bersih padahal terkontaminasi oleh akibat tak adanya empedu. Tapi setidaknya, meskipun hati saya tak sesehat sebelumnya, bukan berarti saya mengidap penyakit rohani. Kepada Allah SWT saya selalu senantiasa memohon dijauhkan dari sifat iri dan dengki. I am nothing, I have nothing. Tak pantas saya bertanding dengan siapa siapa. Sebab bertanding dengan hawa nafsu saja, belum tentu saya sanggup.
Oke, kini ijinkan saya memenuhi janji menulis tentang MASA DEPAN TANPA EMPEDU. Semoga tulisan ini tidak harus mengundang 'kemarahan" siapa saja, terutama dari orang yang hatinya masih sehat se sehat-sehatnya. Begini saja; perlu saya tegaskan bahwa Tulisan ini tidak untukmu karena bukan tentangmu wahai raja tersinggungan. Hehehe...
Rekan sejawat maswaris.com, Dalam tulisan saya sebelumnya, saya menulis : Saya sedang membuat resolusi tentang hidup saya. Sudah saatnya saya membangun cara kerja yang hasilnya sangat luar biasa tanpa harus menyakiti badan saya. Masa depan saya tidak boleh bergantung pada kondisi fisik. Saya harus "tau diri" bahwa saya sudah tidak punya kantung empedu. Tapi masa depan saya harus tetap cemerlang meskipun demikian adanya. Itu artinya, saya harus membuat keputusan bahwa cara hidup saya tidak boleh lagi seperti yang dulu.
Subagiyanto Waris (doc) |
Apa yang saya rubah dalam pola hidup saya, terutama dengan hal yang menyangkut tentang konsep kerja? Sederhana saja. Yaitu, saya ubah bebarapa cara berfikir dan cara berprilaku saya menjadi sebagai berikut :
Pertama, Tidak punya empedu itu bukan kelemahan, tapi sebuah kekuatan yang maha dahsyat untuk selalu eling lan waspodo kepada Gusti Allah SWT yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Saya masih selalu teringat kebaikan teman yang selalu membacakan surat Ali Imran : 26 - 27 dalam setiap sholat berjamaah. Kedua ayat ini merupakan tuntunan Ketauhidan yang menguatkan saya dalam segala kondisi. Jangankan tidak punya empedu, kepada orang yang tidak punya kaki saja, Allah sanggup menjadikan seseorang sebagai Pelari Tercepat Dunia. Tidak punya empedu, tidak berarti saya gagal, tidak berarti saya tidak mampu bekerja keras. Dan yang terpenting, kerja keras tidak berarti harus over limit, over time, over cost. Kerja keras tidak harus capek. Kerja keras tidak harus menyiksa badan. Kerja keras tidak harus sekeras terdahulu. Kerjakan yang hanya perlu tapi dengan hasil lebih besar dari sebelumnya.
Kedua, tidak mendengarkan ocehan orang yang justru telah melalaikan kewajibannya. Bagaimana mungkin saya harus terus menerus menjalankan kemauan orang lain yang bukan kewajiban saya sedangkan orang tersebut tidak menghormati hak saya yang merupakan kewajibannya ?. Artinya, jadilah diri sendiri yang meskipun oleh sebagian orang kamu dianggap tidak mau mendengar nasehat orang lain. Orang itu bisa menasehati tanpa bisa menjalankan sendiri. Orang Belanda bilang; Jarkoni ; iso berujar ora iso melakoni.
Ketiga, ubah paradigma tentang waktu. Artinya, tidak perlu menunggu waktu tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. Cara menunggu yang efektif adalah dengan sibuk memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika sibuk memperbaiki diri, kita sering dikejutkan oleh sesuatu. Rasanya baru kemarin, tau-tau sudah setahun. Rasanya baru kemarin saya berhenti merokok, tau-tau sudah 5 tahun saya sudah tidak pernah merokok sama sekali. Rasanya baru kemarin saya belajar mengaji, tau-tau sudah khatam Al Qur'an. Rasanya baru kemarin saya memohon pertolongan kepada Allah, tau-tau sudah... Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah wallahu akbar.
Keempat, move on sekarang juga !!! Semua yang ada di dalam diri saya dan sekitanya berubah secara dinamis dan cepat. Apabila saya tidak move on, saya akan tertinggal bahkan akan dilindas oleh perubahan itu sendiri. Tidak ada pencapaian yang lebih baik yang bisa saya raih tanpa melakukan perubahan. Pertanyaannya, perubahan yang bagaiamana? Yaitu perubahan yang berlandaskan kejujuran dan selalu teguh dalam amanah. Bukan perubahan yang diukur dengan duniawi semata.
Kelima, dahulukan yang utama. Saya mengutamakan tanggungjawab segala sesuatu yang melekat pada diri saya. Saya tidak akan lagi mengambil tanggungjawab sesuatu yang telah dilepaskan dari diri saya. Bagaimana mungkin kalau saya masih melakukan yang bukan tanggungjawab saya? Alih-alih biar mendapat kebaikan malah mendapat celaan. Kita pikir apa yang telah kita lakukan akan berguna ternyata justru tidak diperlukan. Jangan lagi saya melakukan pekerjaan yang sia-sia dan disia-siakan. Bahasa Yunaninya; nguyah segoro.
Rekan sejawat maswaris.com, Demikian catatan tentang pikiran saya dalam rangka menyambut tahun baru 2014. Tahun baru, cara berfikir baru, cara mencapai kemulian yang lebih baik dan efektif bagi diri saya sendiri. Syukur-syukur bisa menginspirasikan bagi pembaca sekalian. Wassalam. Terima kasih bro, sudah mampir.
Salam Sukses Luar Biasa.
maswaris.com.
Baca juga artikel terkait.