Semangat pagi rekan sejawat mas waris.com. Sukses bro ? Luar biasa !
Pagi ini saya berbagi cerita soal penyakit batu empedu.
Alhamdulillah, kakak sepupuh saya, Umi Restuti berhasil menjalani operasi batu empedu tadi malam (2/1/2014) dari jam 18.00 - 20.30 WIB. Kantung empedu berisi batu empedu sebesar biji karet diangkat dengan tindakan bedah invansi minimal (laparoskopi) oleh Kolonel CKM dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B.KBD di RS Internasional Thamrin Salemba.
Pagi ini saya berbagi cerita soal penyakit batu empedu.
Alhamdulillah, kakak sepupuh saya, Umi Restuti berhasil menjalani operasi batu empedu tadi malam (2/1/2014) dari jam 18.00 - 20.30 WIB. Kantung empedu berisi batu empedu sebesar biji karet diangkat dengan tindakan bedah invansi minimal (laparoskopi) oleh Kolonel CKM dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B.KBD di RS Internasional Thamrin Salemba.
Pada tahun 2009 saya juga pernah dioperasi kantung empedu oleh dokter yang sama; Kolonel CKM dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B.KBD di RS Internasional Thamrin Salemba.
Bedanya; saya dilakukan bedah besar, menggunakan teknik konvensional, mengingat kondisi saya yang akut dan komplikasi.
Jika menggunakan teknik konvensional, sayatan yang dibuat bisa mencapai 10-15 cm sedangkan dengan laparoskopi sayatannya hanya sekitar 0,2-2 cm. Dengan teknik ini dokter tidak perlu membuka perut pasien, tapi hanya memasukkan kamera ke dalam perut dan melakukan operasi dari luar dengan mengontrol keadaan di dalam melalui layar.
Pada teknik ini setelah kamera dan alat dimasukkan maka dokter akan melepaskan lemak yang menempel pada kandung empedu, setelah kandung empedu bebas dari lemak-lemak saluran empedu tersebut ditutup dengan menggunakan clips dan dipotong, sehingga kandung empedu terlepas. Lalu kandung empedu tersebut dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses operasi ini berlangsung sekitar 60 - 120 menit dan meminimalisir pendarahan yang terjadi.
Sehingga tak heran pemulihan kakak saya lebih cepat dibanding saya. Dengan teknik laparoskopi, jumlah sayatan lebih kecil bahkan seperti lubang. Antibiotik dan obat analgesik yang digunakan lebih sedikit, mengurangi rasa tidak nyaman setelah operasi, menurunkan kemungkinan infeksi serta waktu perawatan setelah operasi lebih cepat sehingga bisa menghemat pengeluaran. Sungguh teknik medis yang modern, efektif dan biaya ringan.
Rekan sejawat maswaris.com, Berbeda dengan kasus kesehatan saya yang membutuhkan biaya ratusan juta rupiah dan membutuhkan pemulihan yang lama. Belum lagi rasa nyeri bekas sayatan, sungguh menyiksa.
Kepada dr. Ponco, saya berbagi pengalaman saya yang sudah 4 tahun hidup tanpa kantung empedu.
"Lihat dok, hasil perbuatan dokter pada perut saya. Bekas sayatannya seperti bekas dibacok preman", canda saya.
"Medeni." jawab dokter sambil tertawa.
Pada kasus saya, penyumbatan batu empedu pada saluran empedu mengakibatkan masalah pada liver. Ditandai dengan; mata dan kulit berubah warna menjadi kuning, BAB berwana putih pucat, lemas, demam tinggi, menggigil, berat badan nenurun drastis hingga 51Kg. Dan yang tak saya lupakan adalah rasa nyeri hebat pada ulu hati menyebar sampai tulang belakang.
Sebelum operasi saya pernah mencoba pengobatan dengan teknik ERCP (Endoscopic retrograde cholangio pancreatography) oleh dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB di RS yang sama. Pada saluran empedu yang menyumbat dipasang stain, agar cairan empedu mengalir lancar menuju liver.
Namun selang 2 minggu kemudian, saluran empedu saya bermasalah kembali. Sehingga terpaksa harus dilakukan bedah besar untuk mengangkat batu empedu yang bersarang di kantung dan saluran yang menyumbat. Bahkan dr Ponco melakukan by pass beberapa centimeter pada saluran yang bermasalah.
Kini saya sudah 4 tahun sejak tahun 2009 hidup tanpa empedu. Banyak hal2 yang saya lakukan dan tidak saya lakukan untuk menjaga kesehatan tubuh saya. Pengangkatan kantung empedu berhasil menghilangkan masalah nyeri dari peradangan kantung empedu, namun tidak menyelesaikan akar permasalahannya, yaitu Hati atau Liver.
Dan akibat dari pengangkatan kantung empedu, kinerja Hati semakin terbebani saat harus mencerna makanan, terutama makanan yang berlemak.
Rekan sejawat maswaris.com, Lalu bagaimana kehidupan saya sehari-hari dengan kondisi tanpa kantung empedu lagi? Dalam beraktifitas, bekerja, berkehidupan sosial ?
Bersambung...
Salam Sukses Luar Biasa.
maswaris.com.
Baca juga artikel terkait.