Maswaris.com sangat menghargai sebuah karya. Kami mengijinkan untuk meng-copy paste artikel di blog ini, dengan syarat HARUS mencantumkan sumber url-halamannya dan ditulis dengan gaya bahasa Anda sendiri.


Home » » MEMBIAYAI KEBAIKAN

MEMBIAYAI KEBAIKAN


Motivasi : MEMBIAYAI KEBAIKAN.

Rekan sejawat mas waris.comAda pepatah Jawa yang selalu melekat pada benak saya, "jer besuki mawo beo". Segala kebaikan pasti memerlukan pengorbanan (biaya). Sekolah butuh biaya. Naik haji butuh biaya. Membangun masjid membutuhkan biaya. Meskipun keadilan tidak bisa dibeli, tetapi mencari keadilan tetap butuh biaya.

Saya teringat cerita seorang sahabat, suatu hari ia menanyakan pada anaknya yang baru kelas 6 SD. "Apa cita-citamu, nak?"
"Saya mau menjadi pengusaha sukses, Ayah." jawab anaknya.
"Bagus itu. Maka jalan satu-satunya cuma kamu harus rajin belajar dan rajin sholat dan beribadah dari sekarang."
"Siap boss.. "jawab anaknya sambil nyengir. "Makanya kalo udah lulus SD aku mau masuk pesantren aja."
"Lho, kok pesantren?" tanya ayahnya heran.
"Karena aku mau jadi pengusaha yang jujur, amanah dan rajin sedekah."
Mendengar jawaban anaknya itu, sang ayah cuma nangis terharu.

Singkat cerita, sang anak sudah memasuk tahun ke 5 di pesantren. Atau setara dengan kelas 2 Madrasah Aliyah atau kelas 2 SMU. Pada masanya itu, sang anak oleh pengasuh pondok pesantren sudah diperbolehkan terjun langsung mengelola wirausaha mandiri. Boleh sendiri-sendiri, maupun usaha patungan dengan beberapa temannya. Pihak Pengasuh Ponpes sebagai penanggungjawab dan pembina teknis maupun substansial, terutama mental pedagang yang sebenarnya menurut Islam.

Suatu ketika sang ayah dikejutkan oleh telefon dari anaknya tersebut. "Ayah, tolongon aku dong."
"Tentu nak. Apa yang bisa ayah bantu?"
"Aku butuh Rp. 25 juta.  Mendesak. Ayah sediain ya dalam seminggu ini."
"Hahh.. banyak betul." Ayahnya terkejut. "Untuk apa, nak?" 
"Ceritanya panjang, Ayah. Singkatnya, uang itu untuk mengganti kerugian akibat dagangan telur aku terjadi kecelakaan pada saat pengantaran ke pedagang. Pak Toha, si pemilik peternakan telur ayam, minta ganti kerugian sebesar Rp. 25 juta."

 Waris 
dan Rendra Syuryanto
Sang ayah bingung, tak mampu menjawab apa-apa. Pikirannya terbelah beberapa cabang, satu sisi dia berusaha mengerti dengan membayangkan jenis usaha anaknya. Sisi lain dia juga sedang membayangkan kronologis kecelakaan tersebut yang membuat usaha anaknya harus menanggung kerugian sebesar Rp. 25 juta. Serta disisi lain, dia juga sedang memikirkan cara mendapatkan uang Rp. 25 juta segera.

"Tapi tenang aja, Ayah." kata anaknya memecahkan lamunan sang Ayah. "Aku khan bercita-cita akan menjadi pengusaha sukses. Maka akupun harus jago negosiasi. Inilah waktunya saya bernegosiasi. Barangkali Pak Toha bisa mengerti kalo kerugiannya tidak harus saya ganti secepatnya. Dah dulu ya, Boss.. Assalamu'alaikum" terdengar suara telefon di tutup.

Besoknya, setelah sholat subuh sang Ayah telephon anaknya. "Assalamu'alaikum, Nak.  Gimana kabarmu dan bisnis telur mu? Barusan Ayah sudah transfer Rp. 25 juta plus Rp. 5 juta ke rekeningmu. Semoga bisa membantu segera mengatasi masalah bisnismu. Jangan lupa sampaikan salam ayah buat pak kiyai ya.."

"Waduhh.. maap Ayah. Aku semalam lupa telpon Ayah..  Sebenarnya semalam setelah sholat Isya, saya berhasil bernegosiasi dengan pak Toha. Bahwa pak Toha mengerti pecahnya telur2 itu bukan faktor kesengajaan. Tapi Semata2 kecelakaan. Tidak ada yang punya niat untuk kecelakaan. Sehingga pak Toha bersedia juga menanggung kerugian bersama saya. Lagi pula tidak semua telur pecah. Setelah dihitung-hitung, total kerugian cuma Rp. 1 juta. Dan itupun ditanggung berdua. Jadi saya hanya menanggung Rp. 500 ribu saja."

Sang Ayah mengucap syukur Alhamdulillah. Belum sempat sang Ayah berkata-kata, anaknya melanjutkan pembicaraannya.
.
"Tapi BTW gak papa juga sih kalo Ayah udah ikhlas transfer Rp. 30 juta ke rekening aku. Kebetulan aku sedang berencana membuka usaha baru yaitu percetakan. Thanks ya boss.. assalamu'alaikum."

Rekan sejawat mas waris.comSang Ayah, sahabat saya itu cuma bengong. Lalu melanjutkan membaca Al Qur'an surat Al Waqi'ah.***

Follow @MasWaris on twiter
Subagiyanto Waris


SHARE

About Waris

1 komentar :