Subagiyanto Waris |
Ayo sob. Di awal tahun baru 1435 H ini kita bertekat penuh untuk move on. Kita harus hijrah. Dari hidup yang biasa-biasa aja menjadi luar biasa. From zero to hero. Dari magang jadi profesional. Dari serakah menjadi ahli sedekah. Dari amatiran menjadi seorang ahli. Maka jadilah ahli.
Tak jarang, untuk menguatkan dalilnya tim
kuasa hukum, selain menghadirkan saksi juga menghadirkan AHLI untuk dimintai
keterangannya dalam persidangan. Jurus ini sering ampuh untuk memberi kesan
positif pada keyakinan hakim. Sehingga tak heran, bila pihak yang
berkepentingan memberi "pengganti transportasi" kepada Ahli yang
dihadirkan, sangat besar. Tentu saja besarnya sangat bervariatif, tergantung
kemampuan pihak yang menghadirkan dan juga urgensi keahlian sang ahli tadi.
Tapi yang jelas, bicara tak kurang dari 15 menit dipersidangan bisa dibayar
lebih dari 1 bulan gaji.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Pintar Membuat Surat Kuasa Pencairan Deposito Klik DISINI
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Pintar Membuat Surat Kuasa Pencairan Deposito Klik DISINI
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semakin ahli, biasanya seseorang semakin
memiliki kharisma dan wibawa. Selain itu,
dalam berbagai kesempatan acara, seorang ahli berpeluang diberi panggung
dibandingjan dengan yang tidak ahli. Bahkan Nabi pun mengatakan, "serahkan
pekerjaan kepada ahlinya."
Kesempatan untuk mendapatkan berbagai
peluang bagi ahli juga terbuka lebar.
Bisa dikatakan, seorang ahli layaknya magnet yang bisa menarik berbagai
hal di sekitarnya. Oleh karena itu, seorang ahli berpeluang lebih besar bisa
menikmati kehidupan terbaik.
Akan tetapi, di dalam kehidupan ini kadang
muncul hal-hal di luar kelaziman.
Seorang yang ahli boleh jadi kalah wibawa dibandingkan dengan orang yang tidak
ahli. Tidak percaya? Simak cerita berikut ini yang saya cuplik dari buku ON
karya Jamil Azzaini, terbitan Mizan tahun 2013 pada halaman 116...
Dikisahkan, Pasukan Anti Teroris hendak
melakukan penangkapan orang yang dituduh teroris. Mereka sudah mengepung salah
satu rumah di sebuah kompleks perumahan. Melalui pengeras suara, komandan
lapangan berteriak.
"Wahai
teroris, lokasi sudah kami kepung, keluarlah !"
Perintah tersebut sudah disampaikan
berulang-ulang, tetapi tidak ada seorangpun yang keluar dari rumah tersebut.
Melihat suasana itu, security kompleks
permahan ini berinisiatif membantu Pasukan Anti Teroris. Ia memina izin
meminjam pengeras suara dari komandan lapangan.
"Wahai, orang yang dituduh teroris,
keluarlah ! Bila tidak keluar dari rumah, kaki Anda akan saya tembak."
Tidak lama kemudian, seorang lelaki keluar
dari rumah yang dikepung itu. Segera para pasukan anti teroris menangkap dan
memborgolnya. Sang komandan heran.
"Saat saya yang memberi perintah,
kenapa Anda tidak keluar ? Tapi ketika seorang security yang mengancam, Anda
langsung keluar?" tanya sang komandan.
Orang itu menjawab, "Pak komandan,
Anda dan pasukan Anda sangat terlatih dalam menembak. Menembak kaki selalu
tepat kena kaki. Tapi kalau security yang menmbak, wah repot urusannya Pak.
Kaki yang dibidik, pasti kena kepala saya. Lebih baik saya menyerah."***
VERSI CETAK KLIK GAMBAR DI BAWAH INI :
0 komentar :
Posting Komentar