Maswaris.com sangat menghargai sebuah karya. Kami mengijinkan untuk meng-copy paste artikel di blog ini, dengan syarat HARUS mencantumkan sumber url-halamannya dan ditulis dengan gaya bahasa Anda sendiri.


Home » » Karena Kita Bukan Monyet

Karena Kita Bukan Monyet

Subagiyanto Waris : 
Saya teringat ada sebuah cerita tentang 6 ekor monyet. Mungkin Anda pernah membacanya atau mendengarnya. Untuk itu tak ada salahnya kalau saya tulis ulang dalam bentuk twet di twitter saya @MasWariss dengan hastag . Selamat membaca. Semoga bermanfaat bagi terbukanya cara berfikir kita.

1. Ada cerita lama yang mungkin pernah kamu baca tentang 6 ekor monyet. Ceritanya begini :
2. Ada 6 ekor monyet yang dimasukan kedalam sebuah ruangan untuk keperluan penelitian. Diruang itu tergantung pisang satu tandan.
3. Untuk mencapai pisang itu, disediakan sebuah tangga, yang membuat monyet2 bisa meraih pisang yang tegantung.
4. Disekitar langit2 dipasang beberapa selang penyemprot air seperti pemadam kebakaran pada gedung.
5. Di setiap anak tangga dipasang pula sensor yang bereaksi jika anak tangga diijak membuat air menyemprot keseluruh ruangan.

6. Ketika ruangan ditutup, monyet2 tsb melihat setandan pisang yg tergantung. Segera mereka berebut naik tangga utk meraih pisang.
7. Tentu saja air seketika menyemprot dan membasahi mereka semua. Kita tahu, kalo monyet tidak suka air. Makanya gak pernah mandi.
8. Mereka semua berhamburan menghidari air. Tapi tak ada satu pun bagian dari ruangan yang bisa digunakan berteduh.
9. Ketika mereka tak ada lagi yg menginjak anak tangga, air segera berhenti menyemprot.
10. Para monyet duduk merapat kedinginan kedinding sambil tampak kebingungan.

11. Tak berapa lama, ada seekor monyet yang mencoba menaiki tangga lagi. Dan air kembali menyemprot, membuat mereka semakin basah.
12. Hal itu terjadi beberapa kali, Para monyet belajar bhw jika ada yang menginjak tangga, berakibat air menyemprot mereka semua.
13. Setelah itu terbentuklah suatu kebiasaan, siapa saja yang mendekati tangga, akan disergap oleh teman2nya dan diusir pergi.
14. Mendekati anak tangga saja tidak boleh, apalagi berfikir mengambil pisang yang tergantung itu.
15. Maka terciptalah semacam aturan baru bahwa siapa saja yang berusaha mengambil pisang melalui tangga, dianggap musuh bersama.

16. Selayaknya musuh bersama, maka monyet yang mbalelo akan diintimidasi dan diperlakukan semena-mena oleh yang lain. Biar kapok.
17. Beberapa saat kemudian, sang peneliti mengeluarkan satu ekor monyet yang basah dan menggantinya dengan monyet baru yg kering.
18. Monyet yang baru ini begitu melihat ada satu tandan pisang tergelantung, segera dia beranjak ke tangga.
19. Lima ekor monyet yg basah segera menghalangi. Bahkan dgn sikap yg kasar mrk mengancam spy monyet baru ini tdk mendekati tangga.
20. Begitulah, mendapat ancaman itu, monyet baru tak berani mendekati tangga dan hanya ikut2an duduk termenung merapat tembok.

21. Setelah bbrp saat kemudian, sang peneliti mengambil lagi 1 ekor monyet yg basah dan menggantikannya dgn monyet baru yg kering.
22. Monyet yg baru inipun berlaku serupa. Begitu melihat ada makanan tergantung diatas, dia sgr mendekati tangga utk meraihnya.
23. Pastinya dia segera dihalangi oleh monyet lain termasuk oleh monyet yg kering yg masuk sebelumnya. Dia diperlakukan lebih kasar.
24. Monyet baru inipun tidak berani mendekati anak tangga dan ikut duduk merapat tembok. Dia tidak tahu mengapa begitu.
25. Sang Peneliti terus mengganti satu persatu monyet yang basah dengan monyet kering dan selalu timbul kejadian yang sama.

26. Setiap kali monyet baru hendak memanjat tangga utk mengambil pisang, monyet2 lain sll menghalangi dan menghardiknya scra kasar.
27. Kebiasaan tsb terus terjadi hingga semua monyet yg ada di ruangan tsb adalah monyet2 kering yg tdk mengetahui apa yg terjadi.
28. Mereka semua monyet2 yg tidak pernah mengetahui bhw menaiki anak tangga berakibat air menyemprot ruangan dan membasahi mereka.
29. Monyet2 itu hanya mengulangi pola2 yang sama, yg ditularkan oleh monyet2 yg basah tanpa tahu apa yg terjadi.
30. Monyet2 itu tidak tahu apa alasannya mengapa mereka menghardik siapapun monyet diantara mereka yang berani menaiki anak tangga.

31. Hukum baru telah terbentuk diantara monyet2 itu. Haram hukumnya mendekati anak tangga tanpa tahu apa sebabnya.
32. Siapapun monyet yang berani melanggar hukum monyet2 itu akan dihajar habis2an oleh sesama monyet tanpa tahu apa alasannya.
33. Monyet2 itu lebih memilih menjaga anak tangga agar tak tersentuh oleh siapapun meskipun perut mereka menahan lapar.
34. Monyet2 itu rela lapar demi menegakkan hukum yang justru mereka tidak mengerti mengapa ada aturan semacam demikian.

35. Begitulah hukum monyet. Bukan kita. Bukan hukum manusia. Karena kita bukan sekumpulan monyet2. Selesai.



vide KOLOM WARIS

terimakasih
@MasWaris
www,maswaris.com
SHARE

About Waris